PONTIANAK -Jumlah pengidap demam berdarah dengue di Kota Pontianak kian membengkak. Rumah Sakit Umum St Antonius, sebagai salah satu pusat pelayanan mengalami kebanjiran pasien. Ruangan yang ada tak mampu lagi menampung pengidap DBD yang terus berdatangan. “Kita over-kapasitas,” ungkap Humas RS tersebut, Vitno Ahie, kemarin.Menurut dia, RSU St Antonius bahkan menambah 20 tempat tidur di ruang gawat darurat dan menambah belasan sampai puluhan tempat tidur di selasar lantai dua dan tiga. Berdasarkan data yang dicatat pihaknya, sejak 1 Juli sampai dengan kemarin, jumlah pengidap DBD mencapai 258 orang dan tiga di antaranya meninggal dunia. Rata-rata masih anak-anak dengan usia 1-14 tahun. “Sebagian besar adalah warga Pontianak,” ujarnya. Jumlah pasien DBD itu jauh mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hari sebelumnya. Hanya selang satu hari, pasien sudah bertambah 42 orang. Mengenai pasien yang meninggal dunia, kata Vitno, ketiganya baru tiba di rumah sakit ketika kondisi sudah gawat sehingga menyulitkan upaya penyembuhan. “Sudah terjadi pendarahan, syok dan mimisan,” jelasnya.Tingginya angka DBD tersebut diduga sebagai akibat dari kondisi lingkungan Kota Pontianak yang mendukung perkembangan nyamuk DBD. Lingkungan kurang bersih, kondisi geografis kota yang berupa delta dan faktor cuaca. Sedangkan mengenai pasien diare, jumlah yang dirawat di rumah sakit ini sejak 1-17 Juli mencapai 46 orang dan pasien ISPA 28 orang. “Sekarang kita masih fokus pada penanganan DBD dulu,” ujarnya saat ditanya mengenai perkembangan penyakit ISPA setelah beberapa hari kabut asap mendera. Beberapa hari lalu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Multi Juto, juga sudah mengungkapkan soal tingginya kasus DBD. Hingga minggu ke 27, penyakit DBD di kota ini mencapai 1.027 kasus dan 20 orang meninggal dunia. Karena itu, Multi meminta agar warga selalu waspada terhadap penyakit ini.(rnl) |